Sabtu, 20 Maret 2010

makalah ibd pertanian

MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
AKTIVITAS PERTANIAN YANG KURANG
DI MINATI OLEH GENERASI MUDA






DISUSUN OLEH:
Nama : ANDRI EKAYANI
NPM : 16109909
Kelas : 1KA26






Program Sistem Informasi
Universitas Gunadarma Kampus “J” Kalimalang

KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, Sehingga Makalah Mata Kuliah Ilmu Budayal Dasar ini dapat saya selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar sebagai salah satu mata kuliah softskill.
Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah memberi kesempatan kapada saya untuk merampungkan tugas makalah ini. Tugas makalah yang berjudul “Aktivitas Pertanian Yang Kurang Di minati Oleh generasi Muda”. Sebuah makalah yang mengupas hal-hal yang berkaitan dengan strukturilisasi sektor pertanian yang sekarang ini di abaikan dan di tinggalkan oleh anak bangsa khususny generasi muda.
Saya sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saya terus mengharapkan bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Agar dilain waktu, tugas – tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar dapat saya kerjakan lebih baik lagi. Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya. Akhirnya saya ucapkan terima kasih. Akhir kata. Wassalamualaikum.


Bekasi,Maret 2010



Penulis




ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektorilisasi pertanian adalah sebuah komoditas yang penuh ragam dalam segala keberadaannya,di dalam tubuhnya terdapat aspek-aspek krusial yang beresensi kuat dalam mendukung kegiatan perekonomian negara,salah satunya adalah bangsa Indonesia yang memanfaatnya sektor pertanian ini untuk menyokong segala tingkat persaingan di dunia.
Dalam memanajerial sektor ini haruslah konsekuentif dan penanganan yang koheren agar sektor ini dapat maju dan berkembang sesuai dengan pencapaian maksimum,maka dari itulah sentuhan-sentuhan yang paling inovasi memang diperlukan berat dalam industrial ini.
Namun pada saat ini,peredaran sektor ini mulai kurang diminati oleh generasi muda,yang pada awalnya menaruh harapan besar untuk kedepannya.
Kurang diobsesikan oleh satu generasi ini mungkin disebabkan pelbagai faktor-faktor yang terikat dalam pendangannya.salah satunya adalah boombaster tekhnologi dunia yang sudah merasuk kuat dalam jiwa,sehingga minat cenderung pengelolaan pertanian ini kurang disenangi dan di anggap hal kecil.padahal sektor ini berpengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi didalam bangsa ini.
B. tujuan
Sektor pertanian ini telah memilih tempat sendiri dalam mengukus kegiatan perkonomian bangsa.
Tidak dapat disangkal, sampai hari ini sektor pertanian masih merupakan sektor andalan bagi perekonomian Indonesia. Era kejayaan sektor pertanian menuai berkah pada zaman swasembada pangan pada 1984. Gelar sarjana pertanian begitu bergengsi. Namun, memasuki lompatan jauh ke era industrialisasi, sektor pertanian ikut tenggelam digilas laju pembangunan pabrik-pabrik yang menggusur lahan-lahan pertanian. Sektor pertanian mau tidak mau terkena stigma sebagai pekerjaan orang miskin. Imajinya lekat dengan pekerjaan yang tidak memiliki prospek kedepan.

1
Dan yang terpenting saat ini adalah bagaimana generasi muda dapat mengelola.sektor yang paling utama dalam menguasai kegiatan perkonomian bangsa ini,agar segala pekembangan yang terjadi tidak terombang ambing ke dalam situasi yang tidak sesuai dengan kenyataan dan arah yang tidak jelas.
Salah satunya adalah meningkatkan pendidikan formal yang dapat memberikan tunjangan pasti dalam arah kedepannya.
C.Sasaran
Kondisi ini sangat memprihatinkan, padahal aktivitas pertanian pada bentangan industrial yang cakupan sangat luas dalam penuhi aset negara sangatlah berpengaruh aktif diantara nuansa kegiatan perkonomian yang kian bersaing saat ini.untuk itulah generasi muda di tuntut pro aktif dalam menguasai sektor ini agar untuk selanjutnya tidak berhenti jauh ditengah globalisasi.diantara adalah meningkatkan pendidikan formal yang menyokong pendukung pemikiran jelas untuk prospeknya.



















2
BAB II
PERMASALAHAN

A. Kekuatan
Bangsa indonesia cukuplah memiliki ragam kompleksitas ragam pengelolaan sumber daya alamnya.banyak segi cara yang dapat di sentuh aktif agar manajemen segala sektor yang ada dalam ruang aset dapat tercapai optimal.
Mobilisasi pertanian saat ini saat kuat berjalan di api peronomian bangsa,karena dalam sektor ini komoditas pemasukan sangatlah besar untuk penunjang motor dalam kegiatan pemerintahan.
Untuk itu generasi muda sekarang ini benar-benar sangat di harapkan pemikirannya dalam upaya meningkatkan sektor pertanian ini.tawaran prospek yang menarik mungkin lebih bagus diantara sektor-sektor lainnya.Kaum muda harud betul mengikat produktivitas ini,karena didalamnya sungguhlah besar kekayaan yang berkembang yang nantinya dapat memiliki visi dan misi yang jelas.
Dan pendidkan formal itu penting sebagai menunjang jajak pemikiran yang luas dan wawasan yang penuh ragam dan inovasi,maka dari itu dalam pelaksanaan yang konkret banyak sekolah maupun segala perguruan tinggi memiliki cakupan khusus dalam sektor pertanian ini dengan adanya salah satu studi atau esensi pelajaran yang dikenakan dalam ilmu pendidikannya.
B.Kelemahan
Semakin lunturnya minat generasi muda terhadap pertanian diantaranya disebabkan oleh citra pertanian (dalam hal ini petani) yang sering diidentikkan dengan kerja kasar dan kotor serta penghasilan yang pas-pasan. Tentu saja itu adalah pandangan yang sempit. Karena jika profesi di bidang pertanian itu ditekuni dan dikerjakan dengan manajeman dan keilmuan yang mumpuni, bila diukur secara materi, bisa menghasilkan pendapatan yang berlipat-lipat dibanding pekerja kantoran. Namun demikian, pekerjaan-pekerjaan di bidang selain pertanian, masih dianggap menawarkan kemakmuran yang lebih besar dengan cara yang praktis dan ‘bergengsi’.

3
Bagi mereka yang hendak memilih jurusan di perguruan tinggi, jurusan seperti tehnik, komputer (TI), kedokteran, hukum, komunikasi, dan akuntansi tetap menjadi pilihan utama. Sebab mengapa jurusan-jurusan tersebut diminati, diantaranya, adalah karena di kehidupan sehari-hari seorang dokter, IT engineer, pengacara, atau akuntan sudah lazim dikenal sebagai kelompok profesi ‘bergengsi dengan penghasilan yang besar. Meski argumen tersebut terlalu menyederhanakan masalah—karena tidak semua lulusan akuntansi jadi akuntan handal atau tidak semua lulusan kedokteran jadi dokter yang sukses secara karir dan materi—tapi banyak orang sudah terlanjur memandang hal tersebut sebagai suatu keniscayaan. Dalam mazhab pendidikan kritis, pemikiran seperti itu disinyalir sebagai dampak masuknya dominasi kapitalisme dalam pendidikan. Menurut Giroux (Nuryatno,2008) produk paling nyata dari dominasi kapitalisme dalam pendidikan adalah lahirnya “culture of positivism”. Kapitalisme dan budaya positivisme inilah yang menjadikan proses pendidikan semata-semata sebagai proses penyesuaian individu-individu dengan dunia masyarakat industri dengan mengorbankan critical subjectivity, yaitu kemampuan melihat dunia secara kritis. Sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing sebagai hasil proses pendidikan yang belakangan digembor-gemborkan, jika dilihat dalam kacamata mazhab pendidikan kritis, bisa jadi tak lebih dari menjadikan mereka sebagai teknisi-teknisi yang ikut menggerakan mesin kapitalisme.
Pendidikan Indonesia, dalam semua tingkatan, tidak dipraktekkan sebagai pendidikan yang membangun pola pikir kritis-reflektif, yang melihat kehidupan secara kritis dengan idealisme untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi kehidupan. Sebaliknya, pragmatisme lebih kental dalam setiap proses pembelajaran. Sekolah disederhanakan sebagai pintu gerbang memasuki dunia kerja semata. Di lain sisi, pendidikan kita seakan-akan dilangsungkan di sebuah negri yang bukan Indonesia. Tidak membumi. Hal ini sudah banyak dikritisi para ahli pendidikan. Bahwa institusi pendidikan di Indonesia memiliki jarak yang jauh, bahkan mungkin, alam yang barbeda dengan lingkungan dan masyarakat dimana pendidikan itu dilangsungkan. Di Institusi pendidikan seperti sekolah atau Perguruan tinggi, Indonesia tidak dikenal sebagai negara agraris.
4
Dan ini masalahnya, kerap kali konsep Indonesia dalam proses pendidikan tidak begitu jelas. Apa dan negara macam apakah Indonesia. Sehingga, tidak mengherankan jika amat jarang dari para peserta didik, baik pelajar atau mahasiswa, yang mengenal Indonesia secara benar terlebih memedulikannya.
C.Tantangan Ada beberapa faktor penyebab untuk bisa menjawab kenapa program studi pertanian sepi peminat. Pertama, adanya imaji negatif yang mengaitkan pertanian adalah pekerjaan yang tidak memiliki prospek cerah untuk menjamin masa depan. Mulai dari keluarga sebagai pranata terkecil, orang tua menyosialisasikan anak-anak harus menjadi dokter, pilot, dan bidang kerja lain yang nonpertanian. Memilih jalan menjadi sarjana pertanian dianggap sama dengan memilih mendapat status kemiskinan dan pengangguran.
D.Solusi Dukungan dari pemerintah sangat vital. Mengembalikan sektor pertanian sebagai primadona menjadi keharusan. Intinya, jika pertanian didukung perkembangannya oleh pemerintah, akan direspons calon mahasiswa sebagai suatu peluang. Memberi penghargaan (reward) bagi peneliti-peneliti akan sangat membantu sektor ini diminati. Dukungan beasiswa terhadap riset-riset mahasiswa, penyediaan lapangan kerja bagi lulusan pertanian bisa mendongkrakcitra yang telah lama pudar.

Kiranya upaya serius menjadikan pertanian sebagai motor pembangunan juga harus diselaraskan dengan faktor pendukungnya. Jika tidak, bisa dibayangkan anak-anak yang berasal dari keluarga petani tidak lagi punya cita-cita mengembangkan sektor pertanian negerinya. Mereka saja sudah kehilangan, apalagi anak-anak dari keluarga nonpertanian?

5
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat berperan, mengingat kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) baik secara nasional maupun regional cukup tinggi. Keberhasilan sektor pertanian itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia. Selain itu, keberhasilan sektor pertanian juga tidak bisa lepas dari kualitas, kuantitas dan kontinyuitas sumber daya alam yang mendukung dan melimpah, seperti air, tanah, dan hutan. Sumber daya alam itu sendiri merupakan segala sesuatu yang berada di bawah maupun diatas bumi yang sifatnya masih potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi. Namun apalah jua jika sumber daya alam yang berlimpah tetapi tidak ada keterkaitan fundamental dan pengelolaan kebijakan yang baik.untuk megarahkan ke depan dalam kesungguhan prospek .Peningkatan pendidikan dalam hal ini sungguhlah amat penting untuk mengatasi kekurangan pembalutan pemikiran .generasi muda memang dituntut saat ini,karena dalam pandangnnya mereka itu masih mempunyai ide-ide kreatif yang nantinya akan membangun bangsa dengan hasilnya itu.
B.Rekomendasi Dapat kita ambil jejak dari semua persoalan ini dan rangkum dalam kesesuaian rekomendasi. a.Pemerintah harus berperan aktif dalam mengatasi menurunnya minat generasi muda perihal mengelola pertanian. b.Penyesuaian lapangan pekerjaan yang khusus perihal prospek yang didapatkan setelah menguasai pandangan intern terhadap pertanian c.Memacu generasi muda agar sadar bahwasannya sektor pertanian ini adalah salah satu buday leluhur yang harus diperjuangkan,karena keberdaann ya dapat mengembangkan segala aspek.
6
DAFTAR ISI

Daftar isi........................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
PENDAHULUAN BAB I
Latar Belakang............................................................................................. 1
Tujuan......................................................................................................... 1
Sasaran....................................................................................................... 2
PERMASALAHAN BAB II
Kekuatan.................................................................................................... 3
Kelemahan.................................................................................................. 3
Tantangan.................................................................................................... 5
Solusi.......................................................................................................... 5
PENUTUP BAB III
Kesimpulan................................................................................................. 6
Rekomendasi............................................................................................... 6
i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar