Sabtu, 20 Maret 2010

makalah ibd pertanian

MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
AKTIVITAS PERTANIAN YANG KURANG
DI MINATI OLEH GENERASI MUDA






DISUSUN OLEH:
Nama : ANDRI EKAYANI
NPM : 16109909
Kelas : 1KA26






Program Sistem Informasi
Universitas Gunadarma Kampus “J” Kalimalang

KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, Sehingga Makalah Mata Kuliah Ilmu Budayal Dasar ini dapat saya selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar sebagai salah satu mata kuliah softskill.
Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah memberi kesempatan kapada saya untuk merampungkan tugas makalah ini. Tugas makalah yang berjudul “Aktivitas Pertanian Yang Kurang Di minati Oleh generasi Muda”. Sebuah makalah yang mengupas hal-hal yang berkaitan dengan strukturilisasi sektor pertanian yang sekarang ini di abaikan dan di tinggalkan oleh anak bangsa khususny generasi muda.
Saya sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saya terus mengharapkan bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Agar dilain waktu, tugas – tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar dapat saya kerjakan lebih baik lagi. Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya. Akhirnya saya ucapkan terima kasih. Akhir kata. Wassalamualaikum.


Bekasi,Maret 2010



Penulis




ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektorilisasi pertanian adalah sebuah komoditas yang penuh ragam dalam segala keberadaannya,di dalam tubuhnya terdapat aspek-aspek krusial yang beresensi kuat dalam mendukung kegiatan perekonomian negara,salah satunya adalah bangsa Indonesia yang memanfaatnya sektor pertanian ini untuk menyokong segala tingkat persaingan di dunia.
Dalam memanajerial sektor ini haruslah konsekuentif dan penanganan yang koheren agar sektor ini dapat maju dan berkembang sesuai dengan pencapaian maksimum,maka dari itulah sentuhan-sentuhan yang paling inovasi memang diperlukan berat dalam industrial ini.
Namun pada saat ini,peredaran sektor ini mulai kurang diminati oleh generasi muda,yang pada awalnya menaruh harapan besar untuk kedepannya.
Kurang diobsesikan oleh satu generasi ini mungkin disebabkan pelbagai faktor-faktor yang terikat dalam pendangannya.salah satunya adalah boombaster tekhnologi dunia yang sudah merasuk kuat dalam jiwa,sehingga minat cenderung pengelolaan pertanian ini kurang disenangi dan di anggap hal kecil.padahal sektor ini berpengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi didalam bangsa ini.
B. tujuan
Sektor pertanian ini telah memilih tempat sendiri dalam mengukus kegiatan perkonomian bangsa.
Tidak dapat disangkal, sampai hari ini sektor pertanian masih merupakan sektor andalan bagi perekonomian Indonesia. Era kejayaan sektor pertanian menuai berkah pada zaman swasembada pangan pada 1984. Gelar sarjana pertanian begitu bergengsi. Namun, memasuki lompatan jauh ke era industrialisasi, sektor pertanian ikut tenggelam digilas laju pembangunan pabrik-pabrik yang menggusur lahan-lahan pertanian. Sektor pertanian mau tidak mau terkena stigma sebagai pekerjaan orang miskin. Imajinya lekat dengan pekerjaan yang tidak memiliki prospek kedepan.

1
Dan yang terpenting saat ini adalah bagaimana generasi muda dapat mengelola.sektor yang paling utama dalam menguasai kegiatan perkonomian bangsa ini,agar segala pekembangan yang terjadi tidak terombang ambing ke dalam situasi yang tidak sesuai dengan kenyataan dan arah yang tidak jelas.
Salah satunya adalah meningkatkan pendidikan formal yang dapat memberikan tunjangan pasti dalam arah kedepannya.
C.Sasaran
Kondisi ini sangat memprihatinkan, padahal aktivitas pertanian pada bentangan industrial yang cakupan sangat luas dalam penuhi aset negara sangatlah berpengaruh aktif diantara nuansa kegiatan perkonomian yang kian bersaing saat ini.untuk itulah generasi muda di tuntut pro aktif dalam menguasai sektor ini agar untuk selanjutnya tidak berhenti jauh ditengah globalisasi.diantara adalah meningkatkan pendidikan formal yang menyokong pendukung pemikiran jelas untuk prospeknya.



















2
BAB II
PERMASALAHAN

A. Kekuatan
Bangsa indonesia cukuplah memiliki ragam kompleksitas ragam pengelolaan sumber daya alamnya.banyak segi cara yang dapat di sentuh aktif agar manajemen segala sektor yang ada dalam ruang aset dapat tercapai optimal.
Mobilisasi pertanian saat ini saat kuat berjalan di api peronomian bangsa,karena dalam sektor ini komoditas pemasukan sangatlah besar untuk penunjang motor dalam kegiatan pemerintahan.
Untuk itu generasi muda sekarang ini benar-benar sangat di harapkan pemikirannya dalam upaya meningkatkan sektor pertanian ini.tawaran prospek yang menarik mungkin lebih bagus diantara sektor-sektor lainnya.Kaum muda harud betul mengikat produktivitas ini,karena didalamnya sungguhlah besar kekayaan yang berkembang yang nantinya dapat memiliki visi dan misi yang jelas.
Dan pendidkan formal itu penting sebagai menunjang jajak pemikiran yang luas dan wawasan yang penuh ragam dan inovasi,maka dari itu dalam pelaksanaan yang konkret banyak sekolah maupun segala perguruan tinggi memiliki cakupan khusus dalam sektor pertanian ini dengan adanya salah satu studi atau esensi pelajaran yang dikenakan dalam ilmu pendidikannya.
B.Kelemahan
Semakin lunturnya minat generasi muda terhadap pertanian diantaranya disebabkan oleh citra pertanian (dalam hal ini petani) yang sering diidentikkan dengan kerja kasar dan kotor serta penghasilan yang pas-pasan. Tentu saja itu adalah pandangan yang sempit. Karena jika profesi di bidang pertanian itu ditekuni dan dikerjakan dengan manajeman dan keilmuan yang mumpuni, bila diukur secara materi, bisa menghasilkan pendapatan yang berlipat-lipat dibanding pekerja kantoran. Namun demikian, pekerjaan-pekerjaan di bidang selain pertanian, masih dianggap menawarkan kemakmuran yang lebih besar dengan cara yang praktis dan ‘bergengsi’.

3
Bagi mereka yang hendak memilih jurusan di perguruan tinggi, jurusan seperti tehnik, komputer (TI), kedokteran, hukum, komunikasi, dan akuntansi tetap menjadi pilihan utama. Sebab mengapa jurusan-jurusan tersebut diminati, diantaranya, adalah karena di kehidupan sehari-hari seorang dokter, IT engineer, pengacara, atau akuntan sudah lazim dikenal sebagai kelompok profesi ‘bergengsi dengan penghasilan yang besar. Meski argumen tersebut terlalu menyederhanakan masalah—karena tidak semua lulusan akuntansi jadi akuntan handal atau tidak semua lulusan kedokteran jadi dokter yang sukses secara karir dan materi—tapi banyak orang sudah terlanjur memandang hal tersebut sebagai suatu keniscayaan. Dalam mazhab pendidikan kritis, pemikiran seperti itu disinyalir sebagai dampak masuknya dominasi kapitalisme dalam pendidikan. Menurut Giroux (Nuryatno,2008) produk paling nyata dari dominasi kapitalisme dalam pendidikan adalah lahirnya “culture of positivism”. Kapitalisme dan budaya positivisme inilah yang menjadikan proses pendidikan semata-semata sebagai proses penyesuaian individu-individu dengan dunia masyarakat industri dengan mengorbankan critical subjectivity, yaitu kemampuan melihat dunia secara kritis. Sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing sebagai hasil proses pendidikan yang belakangan digembor-gemborkan, jika dilihat dalam kacamata mazhab pendidikan kritis, bisa jadi tak lebih dari menjadikan mereka sebagai teknisi-teknisi yang ikut menggerakan mesin kapitalisme.
Pendidikan Indonesia, dalam semua tingkatan, tidak dipraktekkan sebagai pendidikan yang membangun pola pikir kritis-reflektif, yang melihat kehidupan secara kritis dengan idealisme untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi kehidupan. Sebaliknya, pragmatisme lebih kental dalam setiap proses pembelajaran. Sekolah disederhanakan sebagai pintu gerbang memasuki dunia kerja semata. Di lain sisi, pendidikan kita seakan-akan dilangsungkan di sebuah negri yang bukan Indonesia. Tidak membumi. Hal ini sudah banyak dikritisi para ahli pendidikan. Bahwa institusi pendidikan di Indonesia memiliki jarak yang jauh, bahkan mungkin, alam yang barbeda dengan lingkungan dan masyarakat dimana pendidikan itu dilangsungkan. Di Institusi pendidikan seperti sekolah atau Perguruan tinggi, Indonesia tidak dikenal sebagai negara agraris.
4
Dan ini masalahnya, kerap kali konsep Indonesia dalam proses pendidikan tidak begitu jelas. Apa dan negara macam apakah Indonesia. Sehingga, tidak mengherankan jika amat jarang dari para peserta didik, baik pelajar atau mahasiswa, yang mengenal Indonesia secara benar terlebih memedulikannya.
C.Tantangan Ada beberapa faktor penyebab untuk bisa menjawab kenapa program studi pertanian sepi peminat. Pertama, adanya imaji negatif yang mengaitkan pertanian adalah pekerjaan yang tidak memiliki prospek cerah untuk menjamin masa depan. Mulai dari keluarga sebagai pranata terkecil, orang tua menyosialisasikan anak-anak harus menjadi dokter, pilot, dan bidang kerja lain yang nonpertanian. Memilih jalan menjadi sarjana pertanian dianggap sama dengan memilih mendapat status kemiskinan dan pengangguran.
D.Solusi Dukungan dari pemerintah sangat vital. Mengembalikan sektor pertanian sebagai primadona menjadi keharusan. Intinya, jika pertanian didukung perkembangannya oleh pemerintah, akan direspons calon mahasiswa sebagai suatu peluang. Memberi penghargaan (reward) bagi peneliti-peneliti akan sangat membantu sektor ini diminati. Dukungan beasiswa terhadap riset-riset mahasiswa, penyediaan lapangan kerja bagi lulusan pertanian bisa mendongkrakcitra yang telah lama pudar.

Kiranya upaya serius menjadikan pertanian sebagai motor pembangunan juga harus diselaraskan dengan faktor pendukungnya. Jika tidak, bisa dibayangkan anak-anak yang berasal dari keluarga petani tidak lagi punya cita-cita mengembangkan sektor pertanian negerinya. Mereka saja sudah kehilangan, apalagi anak-anak dari keluarga nonpertanian?

5
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat berperan, mengingat kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) baik secara nasional maupun regional cukup tinggi. Keberhasilan sektor pertanian itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia. Selain itu, keberhasilan sektor pertanian juga tidak bisa lepas dari kualitas, kuantitas dan kontinyuitas sumber daya alam yang mendukung dan melimpah, seperti air, tanah, dan hutan. Sumber daya alam itu sendiri merupakan segala sesuatu yang berada di bawah maupun diatas bumi yang sifatnya masih potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi. Namun apalah jua jika sumber daya alam yang berlimpah tetapi tidak ada keterkaitan fundamental dan pengelolaan kebijakan yang baik.untuk megarahkan ke depan dalam kesungguhan prospek .Peningkatan pendidikan dalam hal ini sungguhlah amat penting untuk mengatasi kekurangan pembalutan pemikiran .generasi muda memang dituntut saat ini,karena dalam pandangnnya mereka itu masih mempunyai ide-ide kreatif yang nantinya akan membangun bangsa dengan hasilnya itu.
B.Rekomendasi Dapat kita ambil jejak dari semua persoalan ini dan rangkum dalam kesesuaian rekomendasi. a.Pemerintah harus berperan aktif dalam mengatasi menurunnya minat generasi muda perihal mengelola pertanian. b.Penyesuaian lapangan pekerjaan yang khusus perihal prospek yang didapatkan setelah menguasai pandangan intern terhadap pertanian c.Memacu generasi muda agar sadar bahwasannya sektor pertanian ini adalah salah satu buday leluhur yang harus diperjuangkan,karena keberdaann ya dapat mengembangkan segala aspek.
6
DAFTAR ISI

Daftar isi........................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
PENDAHULUAN BAB I
Latar Belakang............................................................................................. 1
Tujuan......................................................................................................... 1
Sasaran....................................................................................................... 2
PERMASALAHAN BAB II
Kekuatan.................................................................................................... 3
Kelemahan.................................................................................................. 3
Tantangan.................................................................................................... 5
Solusi.......................................................................................................... 5
PENUTUP BAB III
Kesimpulan................................................................................................. 6
Rekomendasi............................................................................................... 6
i

Kamis, 04 Maret 2010

warta warga

Bagaimana sih proses metabolisme tubuh manusia?





Proses metabolisme dilakukan tubuh untuk memperoleh energi guna menjalankan aktivitas tubuh
Berawal dari makanan yang masuk ke dalam tubuh kita lewat mulut.
Pada prinsipnya manusia adalah heterotrof, artinya kita tidak bisa mensintesis makanan sendiri tidak seperti tumbuhan. Jadi kita perlu asupan makanan.
Makanan yang kita makan adalah makromolekul(karbohidrat, protein, lemak).
Padahal yang diperlukan tubuh kita adalah senyawa yang paling sederhana (seperti glukosa, asam amino, gliserol dan asam amino) untuk menjalani metabolisme di dalam sel menghasilkan energi.
Karena itu makromolekul tadi dicerna dalam saluran pencernaan selanjutnya hasil pencernaan akan dibawa oleh darah dan disebarkan ke seluruh tubuh.

Nah proses metabolisme di dalam sel itu melalui beberapa rangkaian, singkatnya seperti ini.
Glukosa di dalam sitoplasma akan mengalami glikolisis sehingga menghasilkan hasil bersih berupa ATP(energi siap pakai) dan NADH(nanti akan diubah menjadi ATP pada tranpor elektron) serta Asam Piruvat. Asam piruvat akan memasuki tahapan dekarboksilali oksidatif menghasilkan NADH dan Asetil Koenzim A. Aetil Koenzim A akan memasuki siklus Asam Sitrat yang menghasilkan GTP(bisa dikatakan sejenis ATP), NADH dan FADH2(sejenis dengan NADH) dan Karbon dioksida (yang akan dikeluarkan dari sel dan selanjutnya disalurkan darah ke paru-paru untuk dikeluarkan). NADH dan FADH2 selanjutnya mengalami transpor elektron di matriks mitokondria menghasilkan ATP-ATP.

Untuk asam lemak dan glierol serta asam amino akan diubah menjadi senyawa antara yang dapat memasuki jalur glikolisis dan selanjutnya.
Metabolisme di atas dikenal sebagai repirasi sel.
Sebenarnya metabolime tubuh kita sangan kompleks sekali. Yang saya tulis di atas hanya katabolisme dasar untuk menghailkan energi.
Metabolisme lainnya reaki-reaksinya sangat kompleks dan berkaitan satu sama lain..
Mempelajarinya akan mengingatkan kita pada kebesaran Tuhan

Rabu, 03 Maret 2010

Ilmu Budaya Dasar


MAKALAH

ILMU BUDAYA DASAR

PERANAN BUDAYA LOKAL MEMPERKOKOH BUDAYA BANGSA

DISUSUN OLEH:

Nama : ANDRI EKAYANI

NPM : 16109909

Kelas : 1KA26

Program Sistem Informasi

Universitas Gunadarma Kampus “J” Kalimalang

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, Sehingga Makalah Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar ini dapat saya selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar sebagai salah satu mata kuliah softskill.

Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah memberi kesempatan kapada saya untuk merampungkan tugas makalah ini. Tugas makalah yang berjudul “Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa”. Sebuah makalah yang mengupas hal-hal yang berkaitan dengan sebuah mahalnya eksitensi budaya bangsa indonesia di mata dunia maupun di rumah sendiri.

Saya sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saya terus mengharapkan bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Agar dilain waktu, tugas – tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar dapat saya kerjakan lebih baik lagi. Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya. Akhirnya saya ucapkan terima kasih. Akhir kata. Wassalamualaikum.

Bekasi,maret 2010

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kebudayaan merupakan suatu produk kreasi manusia yang di arahkan untuk kepentingan Kehidupan manusia agar lebih beadab dalam kreativitas yang di lakukanya dan lebih Berkembang dalam kreasinya, sehingga kebudayaan bermanfaat dalam kehidupan Manusia.

Indonesia adalah Negara yang memiliki aneka ragam budaya yang bervariasi keindahannya,segenap bangsa lain pun mengakui estetika keharmonisannya.adanya proses globalisasi terhadap kemajuan bangsa Mendorong rakyat indonesia lebih berkembang dalam mempertahankan budayanya Agar dapat kuat atau bertahan dalam pengaruh globalisasi yang terus –menerus Meningkat,

Segala upaya ini di lakukan agar apa yang rakyat Indonesia alami sekarang bisa meyeimbangkan kondisi yang sangat krisis dalam pembangunan fundamental kebudayaan yang dapat di arahkan untuk Meningkatkan dan meyokong kesejahteraan rakyat Indonesia.baik dari ekonomi maupun social dan politik.

TUJUAN

Kebudayaan sebenarnya suatu masyarakat tentang semua kehidupannya di masa Lampau maupun masa yang akan datang yang sangat beraneka ragam,

Sedangkan kesenian hal yang terpenting dalam budaya yang menghasilkan sebuah Karya manusia yang dapat di lakukan bersama-bersama dalam suatu masyarakat lokal Maupun budaya bangsa agar kesenian dapat berkembang dan meningkat dalam Ketahanan budaya bangsa.

Oleh karena itu tujuannya dapat berupaya mengembangkan kesenian yang telah tumbuh pada nilai –nilai budaya lokal agar kebudayaan maupun kesenian dapat lebih eksis dalam kehidupan manusia di budaya bangsa ini.

SASARAN

  • Demi mencapai struktur sosial dalam daya dukung lingkungan yang lebih terarah agar lebih harmonis dalam strukturisasi budaya bangsa, Agar modal budaya dan modal sosial dapat tersebar dengan baik dalam pola pengembangan untuk pertahanan bangsa.
  • Meninggikan kreativitas dari bebagai kesenian,dan budaya.
  • Dan agar tujuan ketahanan kebudayaan bangsa dapat tercapai dan terhindar dari pengaruh budaya asing.

BAB II

PERMASALAHAN

KEKUATAN

Bangsa indonesia banyak memiliki ragam budaya dan kesenian yang patut dibanggakan.bangsa lain pun menaruh perhatian khusus didalamnya.segi budaya yang mencorong,masyarakat yang ramah tamah dalam musyawarah.itu adalah hal yang harus dipertahankan keberadaannya.dari itulah pusat tata pertahanan bangsa dapat diperjuangkan..

Budaya bangsa harus lebih tangguh dalam menyeimbangkan kekuatan nasional agar dapat mengatasi ke gangguan dari dunia luar yang ingin merusaknya,

KELEMAHAN

  1. masyarakat Indonesia masih kurang memahami, segala informasi tentang sesuatu yang ada di dalam bangsa ini, karena lemahnya perhitungan karya oleh masyarakata yang membuat kurang pedulinya terhadap budaya dan produk dalam negeri, yang selalu membeli produk dari pengeksporan luar negeri.
  2. Budaya lokal masih belum meningkatkan kualitas dan kurang memperhatikan tentang fungsi peta yang gunanya untuk menunjukan informasi-informasi umum, yaitu seperti: memberitahukan jalan, di mana letak kita berada dll’
  3. Bangsa Indonesia sampai saat ini masih bingung akan jati diri bangsa, karena rakyat Indonesia belum terlalu memahami tentang pentingnya arti dari jati diri itu sendiri maka dari itu rakyat Indonesia cepat terpengaruh dengan budaya luar atau bangsa.
  4. Pembangunan budaya lokal masih belum optimal karena belum berwawasan kebudayaan, karena rakyat Indonesia terpengaruh terhadap budaya luar
  5. Kurang optimalnya standar kehidupan Indonesia dalam gaya memakai baju,selalu mengikuti etika budaya luar yang mengakibatkan hilangnya jati diri bangsa.

PELUANG


- Apreasiasi masyarakat yang besar dalam memperjaungkan kebudayaan.

- Kesenian-kesenian tradisional yang ada di budaya lokal terpilih untuk di artikulasikan sesuai dengan perkembangan sosial yang ada di budaya lokal, agar mudah mendorong terhadap nilai-nilai kesenian dan budaya.

- Mendorong dinamika kesenian menjadi kreasi yang sangat unik agar manusia tertarik dan ingin memperajarinya, dan untuk kelengkapan kehidupanya sehari-hari.

  • Tantangan

Budaya bangsa mempunyai tantangan dalam mengembangkan budaya untuk memajukan bangsa, tetapi banyak tantangan yang harus di hadapi sangat banyak yaitu budaya asing yang selalu memengaruhi budaya indonesia, sehingga makin curam keberadaanya.

Untuk itu, budaya bangsa akan selalu memperkokoh ketahanan agar budaya luar tidak tidak bisa memengaruhi budaya bangsa, dengan cara meningkatkan kualitas budaya lokal dan melestarikannya dengan itu budaya lokal akan berkembang dengan baik.

BAB III

PENUTUP

  • Kesimpulan

Pada dasarnya bangsa indonesia banyak memiliki ragam budaya yang bercorak.

Kesenian yang bermacam-macam adat dan budayanya,tapi karena adanya pengaruh dari budaya asing maka keberadaanya mulai meragu sedikit demi sidikit.

Untuk itu kita sebagai warga masyarakat yang baik,hendaklah lakukan yang terbaik untuk mempertahankan budaya kita,agar tidak pupus dimakan masa.

  • Rekomendasi (arahan pribadi):

a) Bersama-sama antara pemerintah dengan segenap ruang masyarakat saling bergotong royong dalam menyatukan kekuatan untuk mempertahankan budaya secara optimal,agar kepribadian budaya bangsa seutuhnya dapat terjaga dengan baik dan terpelihara.

b) Budaya bangsa harus berpegang teguh pada arahan positif,supaya budaya asing yang di nilai terkesan kurang baik dapat terkontrol secara seksama dan tidak terkontaminasi pada arah negative.

c) Bangsa Indonesia agar lebih memperhatikan lagi eksitensi peradaban budaya bangsa dengan tujuan menyongsong harga diri budaya bangsa Indonesia di mata dunia.

Makalah 2


MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR

KORUPSI,KOLUSI DAN NEPOTISME

DISUSUN OLEH:

Nama : ANDRI EKAYANI

NPM : 16109909

Kelas : 1KA26

Program Sistem Informasi

Universitas Gunadarma Kampus “J” Kalimalang


KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Korupsi,Kolusi dan Nepotisme di Indonesia. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar..
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu sosial bagi kita semua.


Bekasi, Maret 2010


Penyusun


BAB I

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG


Peraturan perundang-undangan (legislation) merupakan wujud dari politik hukum institusi Negara dirancang dan disahkan sebagai undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi. Secara parsial, dapat disimpulkan pemerintah dan bangsa Indonesia serius melawan dan memberantas tindak pidana korupsi di negeri ini. Tebang pilih. Begitu kira-kira pendapat beberapa praktisi dan pengamat hukum terhadap gerak pemerintah dalam menangani kasus korupsi akhir-akhir ini.

Gaung pemberantasan korupsi seakan menjadi senjata ampuh untuk dibubuhkan dalam teks pidato para pejabat Negara, bicara seolah ia bersih, anti korupsi. Masyarakat melalui LSM dan Ormas pun tidak mau kalah, mengambil manfaat dari kampanye anti korupsi di Indonesia. Pembahasan mengenai strategi pemberantasan korupsi dilakakukan dibanyak ruang seminar, booming anti korupsi, begitulah tepatnya. Meanstream perlawanan terhadap korupsi juga dijewantahkan melalui pembentukan lembaga Adhoc, Komisi Anti Korupsi (KPK).

Celah kelemahan hukum selalu menjadi senjata ampuh para pelaku korupsi untuk menghindar dari tuntutan hukum. Kasus Korupsi mantan Presiden Soeharto, contoh kasus yang paling anyar yang tak kunjung memperoleh titik penyelesaian. Perspektif politik selalu mendominasi kasus-kasus hukum di negeri sahabat Republik BBM ini. Padahal penyelesaiaan kasus-kasus korupsi besar seperti kasus korupsi Soeharto dan kroninya, dana BLBI dan kasus-kasus korupsi besar lainnya akan mampu menstimulus program pembangunan ekonomi di Indonesia.


B. PERMASALAHAN


Bagaimana korupsi mempengaruhi pembangunan ekonomi di Indonesia?

Strategi apa yang dapat dilakukan untuk meminimalisir praktek korupsi tersebut?

Bagaimana multiplier effect bagi efesiensi dan efektifitas pembangunan ekonomi di Indonesia?

Tantangan ini yang akan kita jawab pada bahasan ini,segala persoalan yang menjerat tabulasi keadaan perekonomian dan politik pada bangsa ini yang kita cintai.

Bagaimana kita dapat menyelesaikannnya secara radikal,agar ranah ranah yang terjadi dapat terjawab dengan baik dan dapat jadikan makna kehidupan yang penuh hikmah.


BAB II


PEMBAHASAN


A. Makna Tindak Pidana Korupsi


Jeremy Pope dalam bukunya Confronting Coruption: The Element of National Integrity System, menjelaskan bahwa korupsi merupakan permasalahan global yang harus menjadi keprihatinan semua orang. Praktik korupsi biasanya sejajar dengan konsep pemerintahan totaliter, diktator –yang meletakkan kekuasaan di tangan segelintir orang. Namun, tidak berarti dalam sistem sosial-politik yang demokratis tidak ada korupsi bahkan bisa lebih parah praktek korupsinya, apabila kehidupan sosial-politiknya tolerasi bahkan memberikan ruang terhadap praktek korupsi tumbuh subur. Korupsi juga tindakan pelanggaran hak asasi manusia, lanjut Pope. Menurut Dieter Frish, mantan Direktur Jenderal Pembangunan Eropa. Korupsi merupakan tindakan memperbesar biaya untuk barang dan jasa, memperbesar utang suatu Negara, dan menurunkan standar kualitas suatu barang. Biasanya proyek pembangunan dipilih karena alasan keterlibatan modal besar, bukan pada urgensi kepentingan publik. Korupsi selalu menyebabkan situasi sosial-ekonomi tak pasti (uncertenly). Ketidakpastian ini tidak menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi dan peluang bisnis yang sehat. Selalu terjadi asimetris informasi dalam kegiatan ekonomi dan bisnis. Sektor swasta sering melihat ini sebagai resiko terbesar yang harus ditanggung dalam menjalankan bisnis, sulit diprediksi berapa Return of Investment (ROI) yang dapat diperoleh karena biaya yang harus dikeluarkan akibat praktek korupsi juga sulit diprediksi. Akhiar Salmi dalam makalahnya menjelaskan bahwa korupsi merupakan perbuatan buruk, seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya.

Dalam makalahnya, Salmi juga menjelaskan makna korupsi menurut Hendry Campbell Black yang menjelaskan bahwa korupsi “ An act done with an intent to give some advantage inconsistent with official duty and the right of others. The act of an official or fiduciary person who unlawfully and wrongfully uses his station or character to procure some benefit for himself or for another person, contrary to duty and the right of others.” Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Pasal 1 menjelaskan bahwa tindak pidana korupsi sebagaimana maksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. Jadi perundang-undangan Republik Indonesia mendefenisikan korupsi sebagai salah satu tindak pidana. Mubaryanto, Penggiat ekonomi Pancasila, dalam artikelnya menjelaskan tentang korupsi bahwa, salah satu masalah besar berkaitan dengan keadilan adalah korupsi, yang kini kita lunakkan menjadi “KKN”. Perubahan nama dari korupsi menjadi KKN ini barangkali beralasan karena praktek korupsi memang terkait koneksi dan nepotisme. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa dampak “penggantian” ini tidak baik karena KKN ternyata dengan kata tersebut praktek korupsi lebih mudah diteleransi dibandingkan dengan penggunaan kata korupsi secara gamblang dan jelas, tanpa tambahan kolusi dan nepotisme.


B. Korupsi dan Desentralisasi


Desentralisasi atau otonomi daerah merupakan perubahan paling mencolok setelah reformasi digulirkan. Desentralisasi di Indonesia oleh banyak pengamat ekonomi merupakan kasus pelaksanaan desentralisasi terbesar di dunia, sehingga pelaksanaan desentralisasi di Indonesia menjadi kasus menarik bagi studi banyak ekonom dan pengamat politik di dunia. Kompleksitas permasalahan muncul kepermukaan, yang paling mencolok adalah terkuangnya sebagian kasus-kasus korupsi para birokrat daerah dan anggota legislatif daerah. Hal ini merupakan fakta bahwa praktek korupsi telah mengakar dalam kehidupan sosial-politik-ekonomi di Indonesia. Pemerintah daerah menjadi salah satu motor pendobrak pembangunan ekonomi. Namun, juga sering membuat makin parahnya high cost economy di Indonesia, karena munculnya pungutan-pungutan yang lahir melalui Perda (peraturan daerah) yang dibuat dalam rangka meningkatkan PAD (pendapatan daerah) yang membuka ruang-ruang korupsi baru di daerah. Mereka tidak sadar, karena praktek itulah, investor menahan diri untuk masuk ke daerahnya dan memilih daerah yang memiliki potensi biaya rendah dengan sedikit praktek korup. Akibat itu semua, kemiskinan meningkat karena lapangan pekerjaan menyempit dan pembangunan ekonomi di daerah terhambat. Boro-boro memacu PAD. Terdapat beberapa bobot yang menentukan daya saing investasi daerah. Pertama, faktor kelembagaan. Kedua, faktor infrastruktur. Ketiga, faktor sosial – politik. Keempat, faktor ekonomi daerah. Kelima, faktor ketenagakerjaan. Hasil penelitian Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) menjelaskan pada tahun 2002 faktor kelembagaan, dalam hal ini pemerintah daerah sebagi faktor penghambat terbesar bagi investasi hal ini berarti birokrasi menjadi faktor penghambat utama bagi investasi yang menyebabkan munculnya high cost economy yang berarti praktek korupsi melalui pungutan-pungutan liar dan dana pelicin marak pada awal pelaksanaan desentralisasi atau otonomi daerah tersebut. Dan jelas ini menghambat tumbuhnya kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan di daerah karena korupsi di birokrasi daerah. Namun, pada tahun 2005 faktor penghambat utama tersebut berubah. Kondisi sosial-politik dominan menjadi hambatan bagi tumbuhnya investasi di daerah.

Pada tahun 2005 banyak daerah melakukan pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara langsung yang menyebabkan instabilisasi politik di daerah yang membuat enggan para investor untuk menanamkan modalnya di daerah. Dalam situasi politik seperti ini, investor lokal memilih menanamkan modalnya pada ekspektasi politik dengan membantu pendanaan kampanye calon-calon kepala daerah tertentu, dengan harapan akan memperoleh kemenangan dan memperoleh proyek pembangunan di daerah sebagai imbalannya. Kondisi seperti ini tidak akan menstimulus pembangunan ekonomi, justru hanya akan memperbesar pengeluaran pemerintah (government expenditure) karena para investor hanya mengerjakan proyek-proyek pemerintah tanpa menciptakan output baru diluar pengeluaran pemerintah (biaya aparatur negara). Bahkan akan berdampak pada investasi diluar pengeluaran pemerintah, karena untuk meningkatkan PAD-nya mau tidak mau pemerintah daerah harus menggenjot pendapatan dari pajak dan retrebusi melalui berbagai Perda (peraturan daerah) yang menciptakan ruang bagi praktek korupsi. Titik tolak pemerintah daerah untuk memperoleh PAD yang tinggi inilah yang menjadi penyebab munculnya high cost economy yang melahirkan korupsi tersebut karena didukung oleh birokrasi yang njelimet.

Seharusnya titik tolak pemerintah daerah adalah pembangunan ekonomi daerah dengan menarik investasi sebesar-besarnya dengan merampingkan birokrasi dan memperpendek jalur serta jangka waktu pengurusan dokumen usaha, serta membersihkan birokrasi dari praktek korupsi. Peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah), pengurangan jumlah pengangguran dan kemiskinan pasti mengikuti.


C. Memberantas Korupsi demi Pembangunan Ekonomi


Selain menghambat pertumbuhan ekonomi, korupsi juga menghambat pengembangan sistem pemerintahan demokratis. Korupsi memupuk tradisi perbuatan yang menguntungkan diri sendiri atau kelompok, yang mengesampingkan kepentingan publik. Dengan begitu korupsi menutup rapat-rapat kesempatan rakyat lemah untuk menikmati pembangunan ekonomi, dan kualitas hidup yang lebih baik. Pendekatan yang paling ampuh dalam melawan korupsi di Indonesia. Pertama, mulai dari meningkatkan standar tata pemerintahan – melalui konstruksi integritas nasional. Tata pemerintahan modern mengedepankan sistem tanggung gugat, dalam tatanan seperti ini harus muncul pers yang bebas dengan batas-batas undang-undang yang juga harus mendukung terciptanya tata pemerintah dan masyarakat yang bebas dari korupsi. Demikian pula dengan pengadilan. Pengadilan yang merupakan bagian dari tata pemerintahan, yudikatif, tidak lagi menjadi hamba penguasa. Namun, memiliki ruang kebebasan menegakkan kedaulatan hukum dan peraturan. Dengan demikian akan terbentuk lingkaran kebaikan yang memungkin seluruh pihak untuk melakukan pengawasan, dan pihak lain diawasi. Namun, konsep ini penulis akui sangat mudah dituliskan atau dikatakan daripada dilaksanakan. Setidaknya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun pilar-pilar bangunan integritas nasional yang melakukan tugas-tugasnya secara efektif, dan berhasil menjadikan tindakan korupsi sebagai perilaku yang beresiko sangat tinggi dengan hasil yang sedikit.

Konstruksi integritas nasional, ibarat Masjidil Aqsha yang suci yang ditopang oleh pilar-pilar peradilan, parlemen, kantor auditor-negara dan swasta, ombudsman, media yang bebas dan masyarakat sipil yang anti korupsi. Diatas bangunan nan suci itu ada pembangunan ekonomi demi mutu kehidupan yang lebih baik, tatanan hukum yang ideal, kesadaran publik dan nilai-nilai moral yang kokoh memayungi integritas nasional dari rongrongan korupsi yang menghambat pembangunan yang paripurna. Kedua, hal yang paling sulit dan fundamental dari semua perlawanan terhadap korupsi adalah bagaimana membangun kemauan politik (political will). Kemauan politik yang dimaksud bukan hanya sekedar kemauan para politisi dan orang-orang yang berkecimpung dalam ranah politik. Namun, ada yang lebih penting sekedar itu semua. Yakni, kemauan politik yang termanifestasikan dalam bentuk keberanian yang didukung oleh kecerdasan sosial masyarakat sipil atau warga Negara dari berbagai elemen dan strata sosial. Sehingga jabatan politik tidak lagi digunakan secara mudah untuk memperkaya diri, namun sebagai tangggung jawab untuk mengelola dan bertanggung jawab untuk merumuskan gerakan mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Biasanya resiko politik merupakan hambatan utama dalam melawan gerusan korupsi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Oleh sebab itu, mengapa kesadaran masyarakat sipil penting?.


Dalam tatanan pemerintahan yang demokratis, para politisi dan pejabat Negara tergantung dengan suara masyarakat sipil. Artinya kecerdasan sosial-politik dari masyarakat sipil-lah yang memaksa para politisi dan pejabat Negara untuk menahan diri dari praktek korupsi. Masyarakat sipil yang cerdas secara sosial-politik akan memilih pimpinan (politisi) dan pejabat Negara yang memiliki integritas diri yang mampu menahan diri dari korupsi dan merancang kebijakan kearah pembangunan ekonomi yang lebih baik. Melalui masyarakat sipil yang cerdas secara sosial-politik pula pilar-pilar peradilan dan media massa dapat diawasi sehingga membentuk integritas nasional yang alergi korupsi. Ketika Konstruksi Integritas Nasional berdiri kokoh dengan payung kecerdasan sosial-politik masyarakat sipil, maka pembangunan ekonomi dapat distimulus dengan efektif. Masyarakat sipil akan mendorong pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang memadai.masyarakat sipil pula yang memberi ruang dan menciptakan ruang pembangunan ekonomi yang potensial. Masyarakat melalui para investor akan memutuskan melakukan investasi yang sebesar-besarnya karena hambatan ketidakpastian telah hilang oleh bangunan integritas nasional yang kokoh. Jumlah output barang dan jasa terus meningkat karena kondusifnya iklim investasi di Indonesia, karena kerikil-kerikil kelembagaan birokrasi yang njelimet dan korup telah diminimalisir, kondisi politik stabil dan terkendali oleh tingginya tingkat kecerdasan sosial-politik masyarakat sipil.

Para investor mampu membuat prediksi ekonomi dengan ekspektasi keuntungan tinggi. Sehingga dengan begitu pembangunan ekonomi akan memberikan dampak langsung pada pengurangan jumlah pengangguran dan masyarakat miskin, peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) masing-masing daerah, peningkatan GDP dan pemerintah akan mampu membangun sisten jaminan sosial warganya melalui peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan yang memberikan dampak langsung pada peningkatan kecerdasan masyarakat sipil.




BAB III


KESIMPULAN


Merangkai kata untuk perubahan memang mudah. Namun, melaksanakan rangkaian kata dalam bentuk gerakan terkadang teramat sulit. Dibutuhkan kecerdasan dan keberanian untuk mendobrak dan merobohkan pilar-pilar korupsi yang menjadi penghambat utama lambatnya pembangunan ekonomi nan paripurna di Indonesia. Korupsi yang telah terlalu lama menjadi wabah yang tidak pernah kunjung selesai, karena pembunuhan terhadap wabah tersebut tidak pernah tepat sasaran ibarat “ yang sakit kepala, kok yang diobati tangan “. Pemberantasan korupsi seakan hanya menjadi komoditas politik, bahan retorika ampuh menarik simpati. Oleh sebab itu dibutuhkan kecerdasan masyarakat sipil untuk mengawasi dan membuat keputusan politik mencegah makin mewabahnya penyakit kotor korupsi di Indonesia.

REKOMENDASI PRIBADI

KKN,memang penyakit bangsa yang selama ini sudah berakar cambuk dalam segi apapun..sulit untuk diberantas sekaligus..satu-satu jalan yang harus ditempuh dalam hal ini adalah

- Mendidik anak bangsa dalam pengetahuaannya dalam keadilan dan kejujuran dalam hal apapun.

- Melakukan pertahanan yang mampu buat subjek atau pelaku KKN dapat terjerat.

- Hukum harus keras dalam menguasai dapur politik.

- Adanya pengawasan khusus dalam mengetahui situasi politik dan perekonomian.

Makalah 1


MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR

KEBUDAYAAN VS CULTURE

DISUSUN OLEH:

Nama : ANDRI EKAYANI

NPM : 16109909

Kelas : 1KA26

Program Sistem Informasi

Universitas Gunadarma Kampus “J” Kalimalang


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat dan hidayahNya,

penulis telah menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebudayaan Vs Culture” dengan baik.

Makalah ini ini menyajikan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang

berkaitan dengan proses masuknya budaya asing ke Indonesia yang membawa dampak positif dan negatif terhadap masyarakat Indonesia pada umumnya,

Penulisan makalah ini ditujukan dalam rangka merekomendasikan nilai untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.


Bekasi,Maret 2010


Penulis



BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang


Keragaman kebudayaan harus menyadarkan kita bahwa sangat penting memahami latar belakang sosial budaya yang berasal dari masyarakat lain. Dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia yang multi etnis dan memiliki kebudayaan yang sangat melekat bagi masyarakatnya, peran serta masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk mewujudkan intergrasi persatuan nasional dalam memilih dan memilah budaya asing yang masuk ke negara yang memiliki sistem kebudayaan tradisional ini.

Hal inilah yang menimbulkan inspirasi penulis memilih judul “ Kebudayaan Vs Culture” yang berarti kebudayaan mewakili kebudayaan Indonesia dan culture mewakili kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia. Ini diartikan bahwa kebudayaan Indonesia tengah melawan budaya asing khususnya budaya yang berdampak negatif bagi rakyat Indonesia dan Sumatera Selatan khususnya.

Sedangkan alasan lain, penulis mengangkat hal tersebut sebagai judul :

1. Penulis merasa kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia , merupakan masalah yang sangat penting, mengingat

kebudayaan asli sudah mulai memudar dalam masyarakat.

2. Penulis ingin memberikan ide dan solusi dalam permasalahan ini, tentu saja

disesuaikan dengan kemampuan penulis.

3. Kebetulan hobi dan mata pelajaran yang penulis gemari, sangat mendukung

dalam penyelesaian karya tulis ini.


I.2 Permasalahan

II.

1. Banyak sekali budaya asing yang membuat kebudayaan asli memudar. Sebagai masyarakat Indonesia, apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi kebudayaan asing yang masuk tersebut?

2. Bagaimana agar sistem nilai tradisional yang ada dapat berkolaborasi dengan kebudayaan asing, sehingga menjadi mentalitas pembangunan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.

III.

I.3 Tujuan dan Manfaat


Mengajak masyarakat Indonesia khususnya di Sumatera Selatan untuk menanamkan sikap kritis dan selektif terhadap nilai-nilai budaya yang menghambat pembangunan.

Menginformasikan khususnya kepada generasi muda, untuk menemukenali nilai-nilai budaya yang ada, dan menjadikan kebudayaan itu sebagai pedoman bagi masyarakat dalam pembangunan sehingga kebudayaan tersebut bernilai jual tinggi di mata nasional maupun internasional.








BAB II KEBUDAYAAN INDONESIA


II.1 Pengertian Kebudayaan


Kata kebudayaan atau budaya berasal dari bahasa Sansekerta “buddhayah”, bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti akal. Berdasarkan arti katanya, tampak bahwa budaya berkaitan erat dengan diri manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Tiga unsur kebudayaan dalam diri manusia yaitu cipta artinya kemampuan akal (pikiran) manusia untuk memahami rahasia alam semesta, kemampuan ini menimbulkan ilmu pengetahuan, rasa artinya kemampuan panca indera untuk mengembangkan estetika (keindahan), kemampuan ini menimbulkan karya seni, dan karsa artinya kemampuan kehendak manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup dan kebahagiaan, kemampuan ini menimbulkan kehidupan susila dan beragama. Dengan tiga unsur inilah, manusia membangun kebudayaan.

Jika dilihat dari perwujudannya, unsur budaya merupakan fenomena budaya di masyarakat dibedakan menjadi tiga yaitu kebudayaan fisik (kebendaan), sistem ilmu pengetahuan dan kesenian, dan sistem nilai budaya atau adat istiadat sebagai kebudayaan abstrak.


II.2 Kebudayaan di Indonesia


Indonesia sangat terkenal akan kebudayaannya, baik di bidang kesenian, keagamaan, dan adat istiadat. Seperti bangunan, tarian, bahasa, makanan, cara berpakaian, berbicara, dan adat pernikahan itu semua termasuk ke dalam kebudayaan. Masing-masing daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, baik dalam teori maupun pelaksanaannya. Kita ambil contoh di bidang kesenian khususnya kesenian di Sumatera Selatan. Tarian tradisional yang ada di Sumatera Selatan salah satunya adalah tari tanggai. Tari ini hanya terdapat di Sumatera Selatan dan merupakan ciri khas dari Sumatera Selatan. Jadi, daerah lain tidak dapat mengkomersilkan tarian ini tanpa seiizin masyarakat Sumatera Selatan.

Sumatera Selatan merupakan salah satu pusat kebudayaan Indonesia pada zaman dahulu, dengan Kerajaan Sriwijaya yang terkenal dengan perdagangannya pada saat itu. Bangunan bersejarah seperti Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat Sumatera Selatan yang tentunya telah didisain khusus.

Adat istiadat pun begitu, di Sumatera Selatan apabila seseorang ingin menikah, kedua calon pengantin diharuskan melaksanakan ritual-ritual yang telah ada dari dulu. Tidak tahu mengapa, tetapi memang hal tersebut harus dilakukan. Konon katanya apabila tidak dilaksanakan, pernikahan tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan keinginan. Jadi kebudayaan dapat membuat masyarakat terikat seperti halnya hukum.

Di Sumatera Selatan masih banyak sekali masyarakat yang menganut sistem nilai tradisional khususnya yang berada di daerah pedalaman. Seperti memasak menggunakan tungku (kayu), membajak sawah memakai tenaga sapi atau kerbau, dan menyeberang sungai memakai perahu dayung. Keadaan ini sangat berbeda sekali dengan masyarakat yang berada di tengah kota yang telah menerima banyak pengaruh dari orang asing yang berkunjung ke sana.


II.3 Proses Masuknya Kebudayaan Asing


Seperti kita tahu, Indonesia dijajah oleh beberapa negara asing, selama beratus-ratus tahun. Strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan penjajah, tentu diserap dan masuk ke dalam jiwa rakyat Indonesia. Indonesia juga terletak di antara dua benua dan dua samudera. Dikarenakan letak Indonesia yang sangat strategis yang dilalui jalur lintas perdagangan internasional, maka sering kali warga asing singgah bahkan menetap di Indonesia.

Warga asing yang datang baik ketika berlibur, bekerja, atau singgah sebentar di Indonesia, pasti membawa kebudayaan yang berbeda-beda sesuai dengan negara asal mereka. Begitu juga dengan warga asing yang masuk ke Indonesia, mereka juga menerima dan mencontoh semua kebudayaan Indonesia. Ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pertukaran budaya baik secara langsung maupun tidak. Kebudayaan yang masuk tentunya mempunyai dampak positif dan negatif bagi rakyat Indonesia.


II.4 Dampak Dari Pertukaran Kebudayaan


Tidak ada satu masyarakat di dunia ini yang statis, setiap masyarakat di mana pun baik di desa maupun di kota pasti akan mengalami perubahan. Akibatnya, di antara mereka terjadi proses saling mempengaruhi yang menyebabkan perubahan. Salah satu faktor interaksi sosial adalah imitasi yang artinya tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan, merupakan bukti bahwa kebudayaan itu akan diserap cepat oleh masyarakat dan mengakibatkan nilai tradisional yang ada akan memudar.


Ada sisi positif dari pertukaran kebudayaan, asalkan masyarakat dapat memilih dan memilahnya. Kita dapat melihat gambar di bawah ini :

Pada gambar tersebut, terlihat seseorang yang tinggal di desa sedang mengambil foto. Pengaruh positif dari kebudayaan asing dapat membuat orang tersebut mengetahui teknologi yang canggih.

Pengaruh kebudayaan asing yang berdampak positif tersebut sangat membantu dalam pengembangan masyarakat, khususnya Sumatera Selatan yang memiliki banyak sekali daerah yang tidak bisa ditinjau oleh kendaraan. Kita bayangkan, masyarakat dulu dan sekarang, tentu sangat berbeda sekali. Kita bisa merasakan langsung perubahan itu, dulu di Sumatera Selatan tidak ada gedung-gedung bertingkat, di Propinsi ini hanya terdapat rumah yang berbahandasarkan kayu.

Positif, pasti ada negatif. Masuknya kebudayaan asing membuat nilai tradisional bangsa Indonesia terancam punah. Seperti dalam bertingkah laku dan berpakaian. Sekarang nilai etika remaja sudah menurun. Mereka mengambil sisi negatif dari budaya barat hanya ingin dikatakan bagus dan hebat. Berpakaian yang tidak sesuai dengan kebudayaan timur dan menganggap orang tua sebagai temannya sendiri. Bertingkah laku seolah-olah tinggal di negara barat.


Hal inilah yang harus kita hindari dan hapuskan. Sebab apabila dilakukan secara terus menurus, maka akan berakibat fatal terhadap nilai budaya Indonesia dan tentunya terhadap perkembangan Bangsa Indonesia selanjutnya.


II.5 Tindakan Masyarakat Dalam Mengolah Sistem Nilai Tradisional


Kita dapat mengubah sistem nilai tradisional tersebut menjadi mentalitas pembangunan. Ini bisa kita lakukan dengan cara memperkenalkan, mempromosikan, menampilkan, menceritakan, mempraktikan dan mencari tahu nilai tradisional yang kita miliki. Ini bisa kita lakukan di mana pun kita berada. Baik ke tingkat regional maupun internasional.

Contohnya pembangunan di bidang makanan, kita tahu makanan yang terkenal di Sumatera Selatan adalah pempek. Tentunya ini merupakan hasil kebudayaan zaman dulu yang diolah sedemikian rupa. Sebagai masyarakat Sumatera Selatan, kita harus memperkenalkan dan mempromosikan makanan ini ke daerah lain, bahkan ke luar negeri sekali pun. Dengan cara membuat cabang perusahaan pempek di setiap propinsi di Indonesia, kemudian di jual ke daerah-daerah kalau bisa diekspor ke luar negeri.

Dengan cara ini, orang bisa menilai dan merasakan masakan daerah Sumatera Selatan yang enak dan unik karena bentuknya. Hasil pertama yang kita rasakan adalah semua orang akan mengetahui bahwa Sumatera Selatan memiliki makanan yang khas dan enak. Selanjutnya Sumatera Selatan akan dikenal dengan cepat dengan masakannya yang enak dan mungkin pihak dunia (PBB) akan menjadikan pempek sebagai makanan internasional yang harus ada di seluruh penjuru dunia. Tentunya kesuksesan tersebut akan merambat ke kebudayaan-kebudayaan di Sumatera Selatan. Begitu juga cara mengembangkan kebudayaan-kebudayaan lainnya.




BAB III PENUTUP


III.1 Kesimpulan


Propesionalisme harus ditanamkan pada diri setiap masyarakat dalam menentukan pilihan. Nilai tradisional yang ada harus kita budidayakan sehingga memiliki nilai jual tinggi dan generasi penerus bisa merasakannya. Seperti halnya tarian dan semua aspek yang memiliki nilai tradisional.

Sebagai rakyat Sumatera Selatan kita harus bangga terhadap sumber daya yang ada. Kebudayaan tradisional harus dipertahankan dan dilestarikan. Kita juga harus lebih selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk. Kita harus tahu yang mana yang baik dan yang mana yang akan merusak sistem kebudayaan yang ada.

Sebagai orang yang lebih mengetahui dan mengerti tentang nilai tradisional yang ada khususnya bagi orang yang lebih tua, harus memberi tahu kepada generasi muda. Sehingga generasi muda lebih memahami dan mencintai nilai-nilai tradisional itu.

Sebagai generasi muda, kita tidak boleh merasa malu terhadap sistem nilai tradisional yang ada. Kita tidak hanya melestarikannya saja, tetapi kita juga harus menjadikannya sebagai kebutuhan yang tidak boleh dihilangkan. Untuk itu kita harus pintar mengkolaborasikan kebudayaan tradisional dengan kebudayaan-kebudayaan yang masuk, sehingga membentuk suatu kebudayaan baru yang sangat bermanfaat dalam pembangunan bangsa.


III.2 Saran


Penulis mengharapkan agar masyarakat tidak pasif dalam mengatasi masalah. Jadikan pancasila sebagai pedoman kita hidup, berkerja dengan ikhlas dan teliti, sehingga kita dapat merasakan hasil yang memuaskan, tetapi setelah mendapatkan kebahagian, jangan lupa bersyukur kepada Allah Swt.