Rabu, 03 Maret 2010

Makalah 1


MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR

KEBUDAYAAN VS CULTURE

DISUSUN OLEH:

Nama : ANDRI EKAYANI

NPM : 16109909

Kelas : 1KA26

Program Sistem Informasi

Universitas Gunadarma Kampus “J” Kalimalang


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat dan hidayahNya,

penulis telah menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebudayaan Vs Culture” dengan baik.

Makalah ini ini menyajikan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang

berkaitan dengan proses masuknya budaya asing ke Indonesia yang membawa dampak positif dan negatif terhadap masyarakat Indonesia pada umumnya,

Penulisan makalah ini ditujukan dalam rangka merekomendasikan nilai untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.


Bekasi,Maret 2010


Penulis



BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang


Keragaman kebudayaan harus menyadarkan kita bahwa sangat penting memahami latar belakang sosial budaya yang berasal dari masyarakat lain. Dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia yang multi etnis dan memiliki kebudayaan yang sangat melekat bagi masyarakatnya, peran serta masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk mewujudkan intergrasi persatuan nasional dalam memilih dan memilah budaya asing yang masuk ke negara yang memiliki sistem kebudayaan tradisional ini.

Hal inilah yang menimbulkan inspirasi penulis memilih judul “ Kebudayaan Vs Culture” yang berarti kebudayaan mewakili kebudayaan Indonesia dan culture mewakili kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia. Ini diartikan bahwa kebudayaan Indonesia tengah melawan budaya asing khususnya budaya yang berdampak negatif bagi rakyat Indonesia dan Sumatera Selatan khususnya.

Sedangkan alasan lain, penulis mengangkat hal tersebut sebagai judul :

1. Penulis merasa kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia , merupakan masalah yang sangat penting, mengingat

kebudayaan asli sudah mulai memudar dalam masyarakat.

2. Penulis ingin memberikan ide dan solusi dalam permasalahan ini, tentu saja

disesuaikan dengan kemampuan penulis.

3. Kebetulan hobi dan mata pelajaran yang penulis gemari, sangat mendukung

dalam penyelesaian karya tulis ini.


I.2 Permasalahan

II.

1. Banyak sekali budaya asing yang membuat kebudayaan asli memudar. Sebagai masyarakat Indonesia, apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi kebudayaan asing yang masuk tersebut?

2. Bagaimana agar sistem nilai tradisional yang ada dapat berkolaborasi dengan kebudayaan asing, sehingga menjadi mentalitas pembangunan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.

III.

I.3 Tujuan dan Manfaat


Mengajak masyarakat Indonesia khususnya di Sumatera Selatan untuk menanamkan sikap kritis dan selektif terhadap nilai-nilai budaya yang menghambat pembangunan.

Menginformasikan khususnya kepada generasi muda, untuk menemukenali nilai-nilai budaya yang ada, dan menjadikan kebudayaan itu sebagai pedoman bagi masyarakat dalam pembangunan sehingga kebudayaan tersebut bernilai jual tinggi di mata nasional maupun internasional.








BAB II KEBUDAYAAN INDONESIA


II.1 Pengertian Kebudayaan


Kata kebudayaan atau budaya berasal dari bahasa Sansekerta “buddhayah”, bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti akal. Berdasarkan arti katanya, tampak bahwa budaya berkaitan erat dengan diri manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Tiga unsur kebudayaan dalam diri manusia yaitu cipta artinya kemampuan akal (pikiran) manusia untuk memahami rahasia alam semesta, kemampuan ini menimbulkan ilmu pengetahuan, rasa artinya kemampuan panca indera untuk mengembangkan estetika (keindahan), kemampuan ini menimbulkan karya seni, dan karsa artinya kemampuan kehendak manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup dan kebahagiaan, kemampuan ini menimbulkan kehidupan susila dan beragama. Dengan tiga unsur inilah, manusia membangun kebudayaan.

Jika dilihat dari perwujudannya, unsur budaya merupakan fenomena budaya di masyarakat dibedakan menjadi tiga yaitu kebudayaan fisik (kebendaan), sistem ilmu pengetahuan dan kesenian, dan sistem nilai budaya atau adat istiadat sebagai kebudayaan abstrak.


II.2 Kebudayaan di Indonesia


Indonesia sangat terkenal akan kebudayaannya, baik di bidang kesenian, keagamaan, dan adat istiadat. Seperti bangunan, tarian, bahasa, makanan, cara berpakaian, berbicara, dan adat pernikahan itu semua termasuk ke dalam kebudayaan. Masing-masing daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, baik dalam teori maupun pelaksanaannya. Kita ambil contoh di bidang kesenian khususnya kesenian di Sumatera Selatan. Tarian tradisional yang ada di Sumatera Selatan salah satunya adalah tari tanggai. Tari ini hanya terdapat di Sumatera Selatan dan merupakan ciri khas dari Sumatera Selatan. Jadi, daerah lain tidak dapat mengkomersilkan tarian ini tanpa seiizin masyarakat Sumatera Selatan.

Sumatera Selatan merupakan salah satu pusat kebudayaan Indonesia pada zaman dahulu, dengan Kerajaan Sriwijaya yang terkenal dengan perdagangannya pada saat itu. Bangunan bersejarah seperti Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat Sumatera Selatan yang tentunya telah didisain khusus.

Adat istiadat pun begitu, di Sumatera Selatan apabila seseorang ingin menikah, kedua calon pengantin diharuskan melaksanakan ritual-ritual yang telah ada dari dulu. Tidak tahu mengapa, tetapi memang hal tersebut harus dilakukan. Konon katanya apabila tidak dilaksanakan, pernikahan tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan keinginan. Jadi kebudayaan dapat membuat masyarakat terikat seperti halnya hukum.

Di Sumatera Selatan masih banyak sekali masyarakat yang menganut sistem nilai tradisional khususnya yang berada di daerah pedalaman. Seperti memasak menggunakan tungku (kayu), membajak sawah memakai tenaga sapi atau kerbau, dan menyeberang sungai memakai perahu dayung. Keadaan ini sangat berbeda sekali dengan masyarakat yang berada di tengah kota yang telah menerima banyak pengaruh dari orang asing yang berkunjung ke sana.


II.3 Proses Masuknya Kebudayaan Asing


Seperti kita tahu, Indonesia dijajah oleh beberapa negara asing, selama beratus-ratus tahun. Strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan penjajah, tentu diserap dan masuk ke dalam jiwa rakyat Indonesia. Indonesia juga terletak di antara dua benua dan dua samudera. Dikarenakan letak Indonesia yang sangat strategis yang dilalui jalur lintas perdagangan internasional, maka sering kali warga asing singgah bahkan menetap di Indonesia.

Warga asing yang datang baik ketika berlibur, bekerja, atau singgah sebentar di Indonesia, pasti membawa kebudayaan yang berbeda-beda sesuai dengan negara asal mereka. Begitu juga dengan warga asing yang masuk ke Indonesia, mereka juga menerima dan mencontoh semua kebudayaan Indonesia. Ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pertukaran budaya baik secara langsung maupun tidak. Kebudayaan yang masuk tentunya mempunyai dampak positif dan negatif bagi rakyat Indonesia.


II.4 Dampak Dari Pertukaran Kebudayaan


Tidak ada satu masyarakat di dunia ini yang statis, setiap masyarakat di mana pun baik di desa maupun di kota pasti akan mengalami perubahan. Akibatnya, di antara mereka terjadi proses saling mempengaruhi yang menyebabkan perubahan. Salah satu faktor interaksi sosial adalah imitasi yang artinya tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan, merupakan bukti bahwa kebudayaan itu akan diserap cepat oleh masyarakat dan mengakibatkan nilai tradisional yang ada akan memudar.


Ada sisi positif dari pertukaran kebudayaan, asalkan masyarakat dapat memilih dan memilahnya. Kita dapat melihat gambar di bawah ini :

Pada gambar tersebut, terlihat seseorang yang tinggal di desa sedang mengambil foto. Pengaruh positif dari kebudayaan asing dapat membuat orang tersebut mengetahui teknologi yang canggih.

Pengaruh kebudayaan asing yang berdampak positif tersebut sangat membantu dalam pengembangan masyarakat, khususnya Sumatera Selatan yang memiliki banyak sekali daerah yang tidak bisa ditinjau oleh kendaraan. Kita bayangkan, masyarakat dulu dan sekarang, tentu sangat berbeda sekali. Kita bisa merasakan langsung perubahan itu, dulu di Sumatera Selatan tidak ada gedung-gedung bertingkat, di Propinsi ini hanya terdapat rumah yang berbahandasarkan kayu.

Positif, pasti ada negatif. Masuknya kebudayaan asing membuat nilai tradisional bangsa Indonesia terancam punah. Seperti dalam bertingkah laku dan berpakaian. Sekarang nilai etika remaja sudah menurun. Mereka mengambil sisi negatif dari budaya barat hanya ingin dikatakan bagus dan hebat. Berpakaian yang tidak sesuai dengan kebudayaan timur dan menganggap orang tua sebagai temannya sendiri. Bertingkah laku seolah-olah tinggal di negara barat.


Hal inilah yang harus kita hindari dan hapuskan. Sebab apabila dilakukan secara terus menurus, maka akan berakibat fatal terhadap nilai budaya Indonesia dan tentunya terhadap perkembangan Bangsa Indonesia selanjutnya.


II.5 Tindakan Masyarakat Dalam Mengolah Sistem Nilai Tradisional


Kita dapat mengubah sistem nilai tradisional tersebut menjadi mentalitas pembangunan. Ini bisa kita lakukan dengan cara memperkenalkan, mempromosikan, menampilkan, menceritakan, mempraktikan dan mencari tahu nilai tradisional yang kita miliki. Ini bisa kita lakukan di mana pun kita berada. Baik ke tingkat regional maupun internasional.

Contohnya pembangunan di bidang makanan, kita tahu makanan yang terkenal di Sumatera Selatan adalah pempek. Tentunya ini merupakan hasil kebudayaan zaman dulu yang diolah sedemikian rupa. Sebagai masyarakat Sumatera Selatan, kita harus memperkenalkan dan mempromosikan makanan ini ke daerah lain, bahkan ke luar negeri sekali pun. Dengan cara membuat cabang perusahaan pempek di setiap propinsi di Indonesia, kemudian di jual ke daerah-daerah kalau bisa diekspor ke luar negeri.

Dengan cara ini, orang bisa menilai dan merasakan masakan daerah Sumatera Selatan yang enak dan unik karena bentuknya. Hasil pertama yang kita rasakan adalah semua orang akan mengetahui bahwa Sumatera Selatan memiliki makanan yang khas dan enak. Selanjutnya Sumatera Selatan akan dikenal dengan cepat dengan masakannya yang enak dan mungkin pihak dunia (PBB) akan menjadikan pempek sebagai makanan internasional yang harus ada di seluruh penjuru dunia. Tentunya kesuksesan tersebut akan merambat ke kebudayaan-kebudayaan di Sumatera Selatan. Begitu juga cara mengembangkan kebudayaan-kebudayaan lainnya.




BAB III PENUTUP


III.1 Kesimpulan


Propesionalisme harus ditanamkan pada diri setiap masyarakat dalam menentukan pilihan. Nilai tradisional yang ada harus kita budidayakan sehingga memiliki nilai jual tinggi dan generasi penerus bisa merasakannya. Seperti halnya tarian dan semua aspek yang memiliki nilai tradisional.

Sebagai rakyat Sumatera Selatan kita harus bangga terhadap sumber daya yang ada. Kebudayaan tradisional harus dipertahankan dan dilestarikan. Kita juga harus lebih selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk. Kita harus tahu yang mana yang baik dan yang mana yang akan merusak sistem kebudayaan yang ada.

Sebagai orang yang lebih mengetahui dan mengerti tentang nilai tradisional yang ada khususnya bagi orang yang lebih tua, harus memberi tahu kepada generasi muda. Sehingga generasi muda lebih memahami dan mencintai nilai-nilai tradisional itu.

Sebagai generasi muda, kita tidak boleh merasa malu terhadap sistem nilai tradisional yang ada. Kita tidak hanya melestarikannya saja, tetapi kita juga harus menjadikannya sebagai kebutuhan yang tidak boleh dihilangkan. Untuk itu kita harus pintar mengkolaborasikan kebudayaan tradisional dengan kebudayaan-kebudayaan yang masuk, sehingga membentuk suatu kebudayaan baru yang sangat bermanfaat dalam pembangunan bangsa.


III.2 Saran


Penulis mengharapkan agar masyarakat tidak pasif dalam mengatasi masalah. Jadikan pancasila sebagai pedoman kita hidup, berkerja dengan ikhlas dan teliti, sehingga kita dapat merasakan hasil yang memuaskan, tetapi setelah mendapatkan kebahagian, jangan lupa bersyukur kepada Allah Swt.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar