PENALARAN INDUKTIF
Penalaran
itu logis atau masuk akal. Suatu proses berfikir manusia dalam
menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada menjadi suatu simpulan.
Penalaran Induktif merupakan
pernyataan bersifat khusus yang kemudian diambil kesimpulannya sehingga menjadi
pernyataan yang bersifat lebih umum. Bagaimana penalaran induktif ini bekerja
adalah meski premis-premis diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah
tetapi, kesimpulan yang dibuat belum tentu benar namun kesimpulan tersebut
mempunyai peluang untuk benar. Dengan data dan fakta yang ada seseorang dapat
secara induktif membuat generalisasi, analogi dan menentukan hubungan kausal.
- Generalisasi
Generalisasi merupakan satu bentuk
kesimpulan secara Induktif. Yang perlu diperhatikan dalam penciptaan
generalisasi ialah:
- apakah data dan fakta itu cukup banyak
- apakah data itu memang pantas menjadi model dan contoh atau sampel
- apakah tidak ada kekecualian
contoh:
Jika
ada listrik, televisi menyala
Jika
ada listrik, radio menyala
Jika
ada listrik, AC menyala
Jadi
jika ada listrik,alat elektronik menyala
- Analogi
Analogi adalah proses penyimpulan
dengan membandingkan dua hal berlainan yang memiliki sifat yang sama.
contoh:
Andi
adalah seorang pilot
Andi
dapat mengendarai pesawat terbang
Dimas
adalah seorang pilot
Oleh
sebab itu, Dimas dapat mengendarai pesawat terbang
- Kausal
Secara induktif orang pun dapat
menunjukan hubungan kausal. Hubungan kausal adalah pernalaran yang diperoleh
dari gejala-gejala atau data yang saling berhubungan. Misalnya, seorang anak
terjatuh, akibatnya akan terluka. Dalam hubungan kausal ini ada tiga hubungan
antarmasalah.
Sebab-Akibat
Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan
B. Dapat juga berpola A menyebabkan B, C, dan seterusnya. Jadi efek atau akibat
dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang lebih dari satu.
Sebagai contoh seorang pegawai tidak datang rapat dapat kita perkirakan bahwa
pegawai tersebut mungkin datang telat, kecelakaan di jalan, atau terkena macet.
Akibat- Sebab
Akibat-sebab ini dapat kita lihat
peristiwa seseorang yang terjatuh. Terjatuh merupakan akibat dan terluka
merupakan sebab. Akan tetapi, dalam pernalaran jenis ini, peristiwa sebab
merupakan simpulan.
Akibat-Akibat
Akibat-akibat adalah suatu
pernalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung
disimpulkan pada “akibat” yang lain. Contohnya sebagai berikut.
Ketika pulang bekerja, Ayah melihat
air kali meluap. Ayah langsung menyimpulkan bahwa gang di rumah banjir.
Daftar
Pustaka
Arifin,
E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta
: Akademika Pressindo.